Dari
Jurusan Otomotif, Bahasa Inggris Hingga Masuk Jurnalis
Raih
dan Rengkuh Kesempatan yang Ada, Karena Tak Ada yang Sia-Sia Dalam Belajar
(Reporter
: Tim Redaksi GRESS)
Pasti banyak yang berfikir,
kalau sekolah jurusannya otomotif, keluar jadi montir, atau kuliah di Ilmu Pendidikan, setelah wisuda akan menjadi tenaga pendidik. Namun berbeda dengan
alumnus SMK Negeri 3 Bojonegoro angkatan tahun 2008 ini.
Atho’ R.M Sasmito atau yang biasa disapa Kak ARMS ini sekarang
menjadi manajer bB Organizer di blokBojonegoro Media yang tahun ini
dipercayakan menghandle even Pemilihan Duta Wisata Kange-Yune Bojonegoro 2013.
Awalnya mungkin tak ada
yang menyangka jika Kak ARMS ini berlatar belakang pendidikan di SMK Negeri 3
dengan Jurusan Teknik Mekanik Otomotif.
“Rengkuh semua kesempatan yang ada, akan banyak pelajaran dan pengalaman yang didapat,” kata pria kelahiran Bojonegoro 20 Januari ini kepada reporter Gress.
“Rengkuh semua kesempatan yang ada, akan banyak pelajaran dan pengalaman yang didapat,” kata pria kelahiran Bojonegoro 20 Januari ini kepada reporter Gress.
Kepada Gress, Kak ARMS
panjang lebar bercerita. Ia masuk di SMK Negeri 3 ini pada tahun ajaran
2005-2006 dengan jurusan Teknik Mekanik Otomotif. Setelah tiga tahun selalu
mengayuh sepeda pancal dari tempat tinggalnya yang ada di Balen menuju ke
sekolah, ia melanjutkan menambah ilmu dengan mengambil kesempatan belajar Las
Karbit di Balai Latihan Kerja (BLK) selama tujuh minggu, itu pun ia lakukan
meskipun harus selalu berangkat pagi mengayuh sepeda menuju Desa Sumbertlaseh,
Kecamatan Dander. Meskipun mengayuh sepeda pancal, namun hal itu tak membuatnya
surut untuk belajar. Dan selama duduk di bangku sekolah, tak pernah satu kali
pun ia bolos, sekalipun datangnya telat karena sepeda rusak atau sedang sakit,
ia tetap berusaha masuk sekolah.
“Dulu jalannya tidak
seperti sekarang yang sudah bagus. Masih sempat merasakan berangkat sekolah
harus menggotong sepeda sampai-sampai seragam kotor, menerjang banjir, tak
jarang juga sepeda rusak, rantai putus, ban bocor, bahkan karena lewat jalan
tembusan pernah juga hingga jatuh terperosok ke jurang. Yang namanya penampilan
nggak pernah rapi, pasti kucel, seragam kumel, celana kotor dan robek kecantol gear
saat mengayuh sepeda, dan paling sering telat masuk sekolah. Tak jarang
memunguti sampah sebagai hukumannya,” kenang pengagum penyanyi Sherina Munaf
ini.
Meskipun
sering mendapat hukuman karena telat, namun penyuka warna biru ini mengaku
lebih baik dihukum daripada harus bolos sekolah. Menurutnya, orang tua yang
membanting tulang kerja keras demi anaknya, dan sudah memberikan kepercayaan
untuk belajar, pasti akan sangat kecewa jika mengetahui anaknya bolos sekolah.
Selain itu dengan perjuangan yang begitu beratnya untuk sampai di sekolah, akan
sia-sia saja jika ia tidak sungguh-sungguh belajar. Hal itu yang memotivasinya
untuk masuk sekolah apapun yang terjadi.
Bahkan
saking semangatnya untuk sekolah, ia pernah jalan kaki dari Terminal Rajekwesi
di Jalan Veteran menuju sekolah.
“Saat
itu kelas 3 (sekarang 12, red)
pas mau banjir besar di akhir tahun 2007, dari rumah sudah menggotong sepeda
sejauh 2km di tengah banjir, kemudian sepeda dititipkan di Balen dan naik
Line(angkutan) sampai terminal. Ternyata sudah tidak ada bis jurusan Blora
ataupun Nganjuk, karena tanggul di Jetak sudah jebol. Akhirnya nekat jalan
kaki. Sampai di sekolah, eh malah libur
padahal belum kebanjiran,” terang mantan Reporter Produksi JTV Bojonegoro ini.
Dari kejadian banjir itu, Kak ARMS
pernah mendapat kesan yang tak pernah terlupakan. Sebelumnya pada saat ia
pertama kali masuk di ruangan tempat ia belajar di kelas 2, ia pernah mengeluh
karena ruangannya penuh debu di lantai yang terbuat dari mistar. Ketika kelas
dibersihkan, pasti akan semakin kotor karena debu-debu beterbangan. Ia pernah
punya gereget ingin mengepel lantai kelasnya karena kondisi itu. Pada waktu
banjir besar di Bojonegoro sudah surut
di awal tahun 2008. Selama tiga hari ia beserta 14 temannya kerja bakti
membersihkan seluruh ruang sekolah SMK Negeri 3 Bojonegoro yang juga tak luput
dari terjangan banjir. Ketika masuk di ruang kelas yang pernah ditempatinya
dulu, dengan semangat ia membersihkannya, karena geregetnya kesampaian.
Kak
ARMS juga merasakan SMK Negeri 3 sekarang sudah banyak perubahan dan kemajuan. Dulu waktu masih belajar di sekolah
ini, hanya ada 3 jurusan, yaitu Teknik Mekanik Otomotif (MO), Teknik
Pemesinan(TP) dan Teknik Las(TL), sekarang sudah berkembang menjadi 5 jurusan,
yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Pemesinan (TPM), Teknik Las(TL), Administrasi
Perkantoran (APK), dan Kimia Analis(KA). Selain itu, dulu hanya ada 4 cewek
yang sekolah di sini. Sekarang dengan jurusan-jurusan yang ada, ceweknya lebih
merata.
“Dulu
di sekolah ini hanya ada 4 cewek jurusan Otomotif, jadi selalu godain
cewek-cewek sekolah lain yang lewat depan sekolah. Dari sarana dan prasarana
terus dibangun dan dikembangkan. Rasanya menyesal cepat-cepat lulus dari
sekolah ini,” canda pria yang hobi baca dan menulis cerpen ini.
Setelah
lulus dari sekolah ini dan melanjutkan belajar mengelas di BLK, ia sempat
mendapat tawaran bea siswa kuliah di Jurusan Ekonomi dan Manajemen. Namun
karena tidak yakin dan kurang sesuai dengan bidangnya, ia lebih memilih kuliah
di IKIP PGRI Bojonegoro.
“Sebenarnya
ada tawaran bea siswa kuliah jurusan Ekonomi dan Manajemen, tapi lebih memilih
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, karena yakin dan suka Bahasa Inggris. Dan
sebenarnya sebelum selesai belajar di BLK juga sempat mendapat kesempatan
melanjutkan belajar Las Listrik, namun pada saat itu waktunya bertepatan dengan
awal masuk kuliah dan bulan puasa, akhirnya lebih memilih fokus masuk kuliah,”
jelas Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris tahun 2012.
Selama
duduk di bangku kuliah, pria kalem dan pendiam ini tak pernah satu pun
organisasi kampus yang diikuti. Ia lebih sering berangkat langsung sampai
kampus, pulang langsung tiba di rumah. Namun pada waktu duduk di semester 5, ia
ikut bergabung dalam sekolah menulis jurnalistik yang di adakan oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) Society Education Centre (SEC), yaitu Sekolah Menulis
SEC(SMS). Dari sinilah Kak ARMS mulai mengenal dunia jurnalis. Ia lebih sering
menghabiskan waktu mengayuh sepedanya setiap malam demi belajar di sekolah
menulis yang dulu berada di Jl. dr. Suharso dari pada cangkruk atau ngopi
bersama teman-teman. Dan kini ia menjadi Ketua Umum di sekolah menulis yang sekarang berada di
Jalan Pondok Pinang.
Berawal
dari SMS itu, di tahun akhir kuliahnya ia bergabung menjadi jurnalis kampus
dengan masuk dalam redaksi Majalah Sinergi IKIP PGRI Bojonegoro. Setelah wisuda
menjadi Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2012, dengan bekal pengalaman
jurnalistik dari SMS dan Majalah Sinergi serta transkrip nilai kuliah karena
ijazah belum keluar, ia memberanikan diri untuk ikut seleksi di JTV Bojonegoro.
Dan akhirnya hanya dia yang lolos seleksi dari 5 orang yang notabene usia dan
pengalaman hidupnya lebih senior.
Mungkin
karena latar belakang dari dunia pendidikan dan rindu dengan kegiatan belajar
mengajar, akhirnya menjadi Reporter Produksi di JTV Bojonegoro hanya sampai
bulan Februari 2013. Kak ARMS sempat juga konsultasi dengan teman ingin membuka
bimbingan belajar, khususnya Bahasa Inggris. Namun ketika di blokBojonegoro
Media masih ada kesempatan untuk bergabung dalam memberikan pelatihan di
sekolah-sekolah. Akhirnya ia bergabung di blokBojonegoro Media. Oleh Pimpinan
Umum sekaligus Pimpinan Redaksi blokBojonegoro Media, Bapak M. Abdul Qohhar ia
dipercayakan menjadi Manajer di bB Organizer yang tahun ini menghandel even
Pemilihan Duta Wisata Kange Yune Bojonegoro 2013. Selain itu, ia juga diminta
kerja sama dengan M. Nur Muharrom, koordinator Program blokBojonegoro Goes to
School (bB GtS), yaitu program yang memberikan pelatihan jurnalistik ke seluruh
sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Bojonegoro, baik di wilayah kota, timur
maupun barat. Salah satunya adalah SMK Negeri 3 Bojonegoro. Bahkan Kak ARMS dan
Mas Muharrom sering datang ke sekolah ini untuk tindak lanjut mendampingi Tim
Redaksi hingga majalah GRESS ini terbit.
Kak ARMS Berbagi dengan adik-adik SMKN 3 Bojonegoro :D
Ketika
ditanya mengenai cita-citanya waktu kecil. Ia mengaku sempat ingin menjadi
tentara. Karena menurutnya menjadi tentara itu gagah serta latihan-latihannya
terlihat seru dan menantang.
“Waktu
kecil cita-citanya ingin menjadi tentara. Karena sampai sekarang masih kecil,
makanya cita-cita belum bisa tercapai,” ujar pria bertinggi badan 166 cm dan
juga ikut latihan Karate dalam Institut Karate-do Indonesia (INKAI) sejak kelas
2 SMK ini sambil tertawa.
Berawal
jurusan otomotif dari SMK Negeri 3 Bojonegoro tahun 2008, kemudian Las Karbit
dari BLK, belajar dan bekerja menjadi Shop Assistant di toko, Menjadi
jurnalis kampus, Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris dari IKIP PGRI Bojonegoro,
Reporter Produksi di JTV Bojonegoro, Ketua Umum Sekolah Menulis SEC(SMS),
berbaur dengan jurnalis-jurnalis sekolah, hingga menjadi Manajer bB Organizer,
terkesan membuat Kak ARMS tidak pernah fokus dengan tujuan hidupnya.
“Masing-masing
orang mempunyai karakter berbeda. Ada yang fokus di satu bidang dan sukses di
bidangnya. Ada juga yang apapun dicoba hingga menjadi multi talenta.
Masing-masing ada kekurangan dan kelebihan. Tetap lakukan yang terbaik, berikan
yang terbaik, memberi manfaat bagi sesama, raih dan rengkuh setiap kesempatan
yang ada, tak ada yang namanya sia-sia dalam belajar. Bukankah daun yang jatuh
sekalipun sudah ada dalam rencana-Nya?” ujar pria yang mempunyai nama pena
Atho’ R.M Sasmito (ARMS) ini.
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)