WELCOME to the Dance Floor of bluePen - Let me be your ARmS to hug You with My ARtS

Pages

Friday, February 3, 2017

Menata Niat Ikhlas itu (tidak) Mudah!

Menata Niat Ikhlas itu (tidak) Mudah!

Oleh: Atho' RM. Sasmito


Kata ikhlas, memang mudah diucapkan. Akan tetapi, lebih jauh dipahami dan dimaknai serta dilakukan apakah memang mudah?

Setiap malam Jumat, sudah menjadi rutinan di kampung ada tahlil setiap selesai magrib. Pada saat awal membuka tahlil, pasti yang pertama disampaikan pak kyai adalah "Mari menata niat dari rumah sampai sini diniati ihklas dan saling mendoakan".

Yang perlu digaris bawahi adalah menata niat dan ikhlas. Beliau mencontohkan sederhana dengan memberikan rokok kepada teman. Tanpa ada rasa apapun niatnya memberikan rokok dan tak ada beban apapun di hati alias legawa atau lapang. Yang perlu digaris bawahi lagi adalah Lega atau Lapang.

Pada awalnya hanya sekedar mendengarkan dan berlalu saja, karena sudah sering mendengar kata-kata itu. Namun pada satu kondisi, di hujan yang terus turun tak kunjung reda, kegelisahan hati memaksa untuk menerjang hujan dan menemui beliau untuk memperdalam lagi makna dari ihklas itu sendiri.

Yaps. Di malam yang dingin dan hujan terus turun itu, sengaja mencari alasan untuk bisa menemui pak kyai dan mengajak curhat. Suasananya bukan sedang ngopi atau duduk di masjid, melainkan sambil memilah-milah hasil panen bawang.

Sebelumnya, sedikit basa basi menanyakan arti tentang ikhlas yang sering disebut dalam mukadimah setiap memulai tahlil. Sepeti jawaban biasanya, beliau juga menegaskan lagi seperti di awal. Intinya lega.

Karena kaitannya dengan ibadah dan tempatnya, untuk lebih mudah dan lebih baiknya dianalogikan saja dengan yang paling sederhana. Masalahnya misalkan pada waktu kecil, pasti akan lebih suka membereskan kamar, membersihkan debu dan menata barang-barang serta buku dengan inisiatif sendiri daripada harus diperintah oleh orang tua. Benar atau tidak ya.

Pada saat membereskan rumah dengan keinginan sendiri, suasana hati sedang tenang, nyaman, dan menjalar ke pikiran untuk kreatif menata ruang kamar sehingga menjadi lebih nyaman untuk ditempati. Dan hasilnya? meskipun capek, lelah, badan dan pakaian kotor, pasti akan lebih puas.

Berbeda ketika sedang santai suasana hati sedang tenang dan nyaman, tiba-tiba orang tua menyuruh untuk membereskan kamar. Pasti yang pertama adalah "Iya, nanti ya, sebentar lagi" sampai nunggu moodnya bagus dulu. Belum lagi moodnya terbentuk, sudah diperintah lagi untuk segera melaksanakan perintah. Bagaimana rasanya?

Dikerjakan iya. Tapi pasti sambil nggerundel dalam hati ngomel-ngomel. Beresinnya asal-asalan yang penting agak rapi. Dan hasilnya? suasananya nggak jauh beda dengan sebelum dibereskan.

Nahh...kasusnya di sini, misalnya sudah niat untuk membereskan kamar dengan waktu, tenaga, biaya yang tidak sedikit. Bahkan didesain sedemikan rupa agar lebih baik dan beberapa peralatan sudah disiapkan. Eh tiba-tiba ada yang merintah "Bereskan kamar di sebelah ya" . Bagaimana rasanya?

Bingung dengan analoginya??

Intinya, ketika sudah menghabiskan waktu tidak sedikit untuk menata niat dan ihklas, sampai segala sesuatu sudah siap, tinggal action saja. Tiba-tiba ada yang merecoki dan membuat niat menjadi rusak. Bagaimana rasanya? Bagaiman kalau niat sudah rusak dan ikhlas juga berantakan? akankah bisa dilanjutkan? apa yang didapatkan nantinya?

Jawaban beliau hampir sama di benak. Tata kembali niat. coba negosiasi. Jika posisi menang, boleh dilaksanakan sambil menata niat. Tapi jika posisi kalah, lebih baik mundur, daripada hanya mendapat lelah, rugi dan hasil tidak maksimal.


Ok Fine!

Puncak dari perusak niat dan ikhlas itu adalah iri hati dari pihak lain yang tak ingin melihat mudah melakukan begitu saja. Dan semua itu kaitannya dengan lingkungan yang kurang baik. Dampak lingkungan yang tidak baik??? sangat tidak baik bagi pertumbuhan dan perkembangan akal dan mental anak.

So,

Pak kyai mendoakan, semoga bisa hijrah dari lingkaran lingkungan itu. Aamin.

Semoga bisa segera hijrah jauh sekalian sampai ke Amerika.... Aamin!!!


#Monggo"Yuk tepuk tangan, untuk tim kita....hore hore hore...."
Selalu hanya meberikan senyuman yang ramah, meski kadang tak dilihat... :D