WELCOME to the Dance Floor of bluePen - Let me be your ARmS to hug You with My ARtS

Pages

Tuesday, January 31, 2017

Welcome Si Domba


Welcome Si Domba
(Bojonegoro City S-1 / Honda CS-1)

Oleh: Atho' R.M Sasmito


Wuzzzz....wuzzzz...wuzzzz

Banyak sarang laba-laba dan debu ini blog, lamma nggak posting... :D

Kali ini, coba share pengalaman punya tunggangan yang belum pernah ada di benak.. what is that? Honda City Sport one atau CS-1.

Sebelumnya, selamat tinggal ya Si Sapi. Maafkan aku yang dulu :' (.

Sedikit cerita tentang Si Sapi. Tepat selama 3 tahun, Si Sapi telah menemani dalam suka dan duka. Naik turun gunung (pegunungan liar maksudnya). Keluar masuk hutan, jatuh bangun ngefot ngefot, nerjang banjir. Banyaklah kisah bersama Si Sapi. Next coba bikin tulisan In Memoriam Si Sapi.

Kenangan saat melintasi Sungai Bengawan Solo

Yaps. Tepat 3 tahun, mulai akhir tahun 2012 Si Sapi menemani. Dari mendapat pekerjaan, nikah dan punya Twins Baby. Selama 3 tahun, dihitung sangat mahal 'makanan' Si Sapi. Di luar akal, setiap bulan tak pernah telat ngasih makan Rp.716.000 selama 36 bulan. Dibandingkan dengan pemasukan di awal, harus ngos-ngosan 'puasa' nutupi itu, berlangsung sampai merid, nyonya hamil, dan melahirkan dua baby kesayangan.

Takdir berkata lain, ternyata memang rejeki anak ada sendiri. Nggak mungkin jika bepergian bawa dua baby pake motor, apalagi pas mudik.

Tepat bulan Januari 2016, dengan berbagai pertimbangan selama kurang lebih 3 minggu, harus rela melepas Si Sapi demi anak-anak.

Begitu ada referensi dan korek-korek informasi, akhirnya harus rela melepas Si Sapi dengan sangat mengecewakan. Rp. 10.000.000 Whattt? usaha dan keringat untuk menutup, ternyata begitu dilepas jauh di bawah setengahnya. :'(

Tak apalah, demi anak-anak dan nyonya, akhirnya memutuskan ganti roda 4 dengan harga di bawah Si Sapi dan sisanya alhamdulillah masih bisa buat selametan. :D

Walaupun belum bisa memberikan yang mewah,
setidaknya tidak repot, panas dan kehujanan

Setahun telah berlalu, ke sana kemari selain nganterin nyonya dan anak-anak pake roda 4, tunggangan sehari-hari pake bebek si Reva yang sudah pernah operasi alias turun jeroan.

Sebagai motor 'Warisan' yang penuh kenangan sejarah, tak tega rasanya jika terus-terusan menyiksa dengan aktifitas keseharian.

Kasihan Si Reva yang terpaksa diajak offroad dan ngefot-ngefot

Di akhir tahun kemarin pikiran tak tenang mengembara ke mana-mana. Setiap hari memandangi forum jual beli tunggangan. Sempet minat dengan Si Petir Biru, motor impian sebelum punya Si Sapi. Sempet test ride juga, tapi masih belum sreg dengan kondisinya.

Si Petir Biru yang dulu jadi idaman sebelum Si Sapi

Ada tawaran lagi Si Petir yang lebih baik, tapi Hitam. Bimbang menyelimuti pikiran. Target setelah tahun baru (bank buka) langsung cash. Eh ternyata, dua Petir sudah jatuh di tangan orang dengan Rp3.350.000.


Nyesel banget! sampai-sampai ada yang nawarin Si Petir, langsung nego harga gila dan hasilnya? Ngga ada respon.

Model begini langsung nego 2 juta pokoke

Di tengah kecewa dengan Si Petir, tiba-tiba ada yang nawarkan Domba Garut (Sebutan Honda CS1). Harganya berapa? Rp4.500.00 bisa nego!

Ini dia Si Domba


Entah setan atau malaikat apa yang merasuki pikiran. Langsung invit BBMnya. Yang bikin kesel, lammma banget responnya. Chat juga luama balesnya.

Tanpa basa basi, esoknya meski kudu ambruk dan banyak beban pikiran karena berbagai permasalah internal, nekat COD siap duit Rp.4.500.000 meluncur ke selatan Kota Ledre.

Busyet, benar ini bocah. SMS nggak diangkat, Telepon nggak dibalas (kebalik ndah, terlanjur emosi), Chat BBM centang luamma nggak dibalas. Satu jam lebih nongkrong di warung habisin esjosssusu, masih belum ada balasan dan telpon nggak diangkat.

Nunggu kabar sambil ngeesjosssusu sambil liat tunggangan orang

Begitu ada balasan, langsung telpon lokasi dan meluncur. Karena kurang fokus, eh malah mampir ke warung lagi pesen esteh. Beberapa menit kemudian dikabari lagi tempatnya sekitar 100 meter dari warung itu dan dia sendiri juga punya warung. Haduhw...yasudahlah bungkus estehnya.

Pas lihat Si Domba Garut, dan negosiasi, dia minta harga pas Rp.4.000.000. Kondisinya waktu itu berondolan, tapi kalau memang jadi, bisa dipasang semua, termasuk velg ori. Bisa kurang harganya kalau nggak pake velg. Karena yang punya anak muda, velgnya variasi dan knalpot brong.

Awal jumpa dengan Si Domba. Bulu aslinya sih hitam,
tapi sama pemiliknya dulu disemprot merah delima


Agak bimbang dengan barang di depan mata. Pertimbangan diri waktu itu, yang namanya keluaran pabrik Si Sayap, pasti mesinnya berkualitas. Harga segitu dapat mesin masih bagus belum pernah operasi jeroan dan jarang dipakai sama pemiliknya.

Minusnya mika depan pecah dan sein kiri juga pecah kecil. Suratnya mati satu tahun ada di samsat karena ditilang belum diambil. Sedangkan STNK masih di rumah saudara. Membuat hati semakin bimbang ambil resiko ini.

Tambah bimbang ketika tanya Nyonya, katanya terserah dan ikuti kata hati. Hadew...

Dengan menyebut bismillahirohmanirrohim, kesempatan hanya datang sepersekian dari hidup dan keputusan yang diambil sekian detik akan sangat pengaruh untuk ke depannya. (Ciye sok bijak).

Bukannya nego harga di bawah, tapi malah nambah harga jadi Rp.4.500.000. Edan tenan yang meracuni pikiran.

Dengan harga itu, mau terima beres. Artinya surat-surat komplit. Dan Deal!!!

Setelah semua berondolannya dipasang kembali. Si Domba diantar ke kota dulu dan belum ada uang yang jadi tanda sah. Pemilik dan temannya masing-masing bawa motor sendiri ke kota. Sempat diwarnai kelihangan jejak si pemilik yang di belakang ternyata kehabisan bbm.

Sambil menunggu kedatangannya, butuh saksi untuk transaksi. Akhirnya nyonya yang memang rencana kerja setengah hari langsung jemput kemudian ketemu si pemilik Domba dan perawatnya di tempat yang sudah seperti rumah sendiri.

Setelah tanda tangan di kwintansi dengan materai 6000, syaaaah Si Domba jadi teman yang akan menemani, menggantikan Si Sapi yang sudah setahun berlalu.

Si Domba udah deal dan sahhh

Ah ternyata tak selesai semudah itu. Esoknya, kekurangan Rp.500.000 baru akan diterima setelah surat beres. Pada waktu itu, hari terakhir sebelum ada kenaikan tarif STNK. Saking antrinya sampai sore belum juga jadi, bahkan si pemilik sebelumnya juga punya masalah dengan tungganannya yang tak mau diajak kompromi. Sabar..sabar...

Setelah semua selesai, ternyata biaya surat yang diurus pemiliknya lewat 'Dalam' habis Rp. 800.000 what???

Ketika memperhatikan pajaknya, ternyata Si Domba yang CC-nya hanya 124 memang lebih tinggi dibanding Si Sapi yang 153 CC! Apa apakah ini???

Semua sudah terjadi. Pikiran sama dengan nyonya, lebih baik mengembalikan velg variasi dan mengganti dengan ori. Well...

Mejeng dulu sebelum distandarkan


So akhirnya harus ikhlas melepaskan velg yang kece untuk ukuran anak muda, dan kembali ke tujuan awal, butuh tunggangan untuk menggantikan peran Si Sapi yang pernah naik turun pegunungan, keluar masuk hutan sendirian, ngefot-ngefot, jatuh bangun, menerjang banjir dan sebagainya.

Ya, meskipun menggantikan peran Si Sapi, semoga tidak seberat masa-masa perjuangan dulu, meski untuk mendapatkan yang besar mesti dilakukan perjuangan yang besar juga.

So, let's so run and enjoy the show!!!

Welcome Si Domba :D


Si Domba mulai gantikan peran Si Sapi