WELCOME to the Dance Floor of bluePen - Let me be your ARmS to hug You with My ARtS

Pages

Monday, July 29, 2013

Biru Presentasiku (1st Version)

c e r p e n
Biru Presentasiku (1st Version)
( Oleh: Atho’ R. M Sasmito*)

Di antara sekian banyak motor dan beberapa sepeda pancal yang ada di parkir kampus, aku tegakkan matic biruku dengan anggun. Kukaitkan tali helmku ke dalam jok. Dari spion kecil bagian kanan, kulihat rambutku yang panjang dan ikal acak-acakan. Kurapikan rambut ala Stefan William itu dengan jari-jariku. Setelah puas, aku berjalan meninggalkan parkir dengan gagah. 


Biru Presentasiku
Hari ini ada mata kuliah Speaking 2, rencananya aku maju presentasi. Sebelum menuju kelas aku singgah dulu di tempat utama yang paling dituju oleh  kebanyakan mahasiswa setelah tempat parkir.

‘KAMAR MANDI.’

Entah kenapa aku merasa kamar mandi menjadi tempat istimewa bagi kebanyakan mahasiswa. Heran! Kenapa bukan kelas, kantin, perpustakaan atau apalah yang menjadi tempat utama yang dituju. Apa sichh sebenarnya istimewanya ruangan yang rata-rata hanya berukuran 2 x         3 meter itu?
Aku tak tahu apa yang mereka lakukan di dalam kamar mandi, bahkan mereka rela antre menunggu giliran masuk. Aku mencoba mengikuti langkah mereka untuk mengetahui istimewanya tempat itu.  Aku menunggu di pintu utama yang sudah ditutup. Di belakangku sudah banyak yang antre membentuk barisan panjang sampai kayak kereta api. (Ahhh lebaaaaay!!!).

“Klik!!! Kriiieeeeet...”

Pintu kamar mandi terbuka. Keluarlah sesosok keren yang bisa membuat cewek rugi berat kalau sampai ga ngeliriknya. Cowok dengan model rambut mohawk  ala Alan Smith (Ga tahu Alan Smith??? Hadeww... ‘:P ). Kemejanya berwarna merah dan kotak-kotak,  celana skinny Jeans (kata Raditya Dhika,  adalah salah satu fashion item  yang memberi loe pilihan mau gaul atau impoten. Kenceng banget Men!!!). Aku ngebayangin dia, bagaimana aksinya kalau sudah kebelet dan cepet-cepet buka celananya. Waaoww pasti heboh sendiri.

Dari penampilannya yang begitu wah, membuatku berpikir, apakah di dalam kelas ‘aksi’nya sebanding dengan penampilannya??

“ Eh mas, jadi masuk ga? Kok malah bengong!” sodok orang dari belakang. Kutengok dan kudapati seorang cowok yang tak kalah kerennya. Potongan rambut ala boy band Korea dengan warna rambut merah marun. Waaoww...

“Oh ya, sorry sorry,” jawabku cengar-cengir sambil masuk ruang istimewa itu.

Pintu aku tutup. Aku berdiri sendiri di sini, tiada seorang pun yang menemani (ahh...sok puitis!). Ku coba meresapi dan merasakan apa istimewanya ruangan ini. Dinding  bercat warna putih, di atas ada sebuah lampu putih berbentuk spiral, di tembok menempel sebuah kran air yang belum ditutup, di bawahnya ada kotak tempat menampung air yang keluar dari keran itu, di samping bawah ada tempat yang asyik buat nongkrong (kloset Cuy...), di depan, bawah tepatnya di lantai ada lubang pembuangan air, di bawahnya lagi, di bawahnya lagi, dan di bawahnya lagi, ahh... tak tau lah aku! Apa sichhh istimewanya tempat ini, semakin membuatku menggaruk rambut di kepalaku yang ga gatal.

Ahhh persetan dengan tempat ini! Mukaku sudah panas, aku mau cuci muka dulu, apalagi sejak kemarin sore aku belum mandi, ups...

Setelah puas menaboki muka pakai air, kuluruskan rambut ikalku dengan tangan yang masih basah. Sebelum meninggalkan ruangan ini, kuamati, kuteliti, kucermati dan kupahami sekali lagi hakikat dari ruangan ini.
Mataku menangkap sesuatu yang tergeletak di sudut ruangan. Kucoba meneliti benda apakah itu gerangan. Sebuah bungkus kecil berwarna merah, bentuknya persegi, pipih, bahan dari plastik. Kutekan benda itu dengan jempol dan telunjukku, mencoba mengeluarkan sisa-sisa isi yang ada di dalamnya. Aku mendapatkannya, ternyata isinya berbentuk gel, berwarna merah dan bening. Kucoba merasakannya dengan menggesek-gesekkan di ujung telunjuk dan ibu jariku. Rasanya lengket tapi tidak seperti lem. Kuperhatikan lagi bungkusnya, ku cermati lagi, dan ku baca tulisan-tulisan yang ada di sana.

‘WATER GLOSS, SUPER HARD.’

“Ough...” gumamku sambil manggut-manggut. Ku oleskan gel itu ke rambut ikalku yang panjang sambil kuluruskan rambutku. Busyet!!! Langsung lurus, kaku dan tegang Cuy...

Sedang asyik dengan penemuan baruku, tiba-tiba pintu digedor.
“Dok!! Dok!! Dok!!”

Kepalaku nongol, ASTAGFIRULLAH!!! Seorang cowok sangar kayak preman, dengan rambut pirang, pasang muka masam, dengan mata elang menatap tajam mataku.

“Ngapain aja di dalam? lama banget!” ujar cowok itu dengan ketus.
“Ow ya sorry Mas, belum selesai,” jawabku segera kembali masuk dan membanting pintu.

Setelah puas berada di dalam, aku pun keluar. Di depan pintu masih berdiri cowok sangar dengan muka masam memandangku.

“Kalau mau puas-puasin, besok bawa toilet sendiri!” kata cowok itu, seolah-olah hidup di kehidupan film Dragon Ball, apapun bisa disimpan di dalam sebutir kapsul, sekali lempar bisa langsung keluar.

Aku hanya senyum sinis mendengar kata-katanya, dan berlalu meninggalkan tempat itu. Di belakang si cowok ada beberapa orang yang berdiri menunggu giliran masuk. Ada yang duduk jongkok saking pegelnya ngantri, ada yang bersandar di dinding, ada juga yang pura-pura menunggu teman dari tempat parkir. Aku pun tersenyum meninggalkan mereka.

Aku bergegas menuju ruang kelasku di lantai dua. Sepanjang perjalanan menuju kelas, kuperhatikan mahasiswa-mahasiswa yang tertangkap oleh kedua mataku. Baru kusadari, nggak ada mahasiswa yang  jelek di sini, cowoknya cakep-cakep and keren, ceweknya cantik-cantik, malah cowok-cowok ada yang tak kalah cantik (Tapi sorry ya, gue bukan Hombreng  :D). Ke mana saja diriku selama ini, kenapa baru bisa menyadari.

Cewek-ceweknya sudah kayak artis penampilannya, cowok-cowok nggak kalah keren. Di tempat belajar calon guru ini aku membayangkan dunia pendidikan ke depan, di dalam kelas pasti nggak ada  seorang murid pun yang kepalanya ndelosor di meja pada waktu pelajaran.

Aku bergegas segera menuju ke kelasku. Di sana sudah ada seorang dosen yang mulai membuka perkuliahan. Setelah mendapat izin untuk masuk, aku menuju bangku kosong yang berada di belakang.

Ketika perkuliahan sudah berjalan, waktunya untuk mahasiswa presentasi. Minggu sebelumnya sudah banyak yang maju, tapi lagi-lagi hanya orang-orang itu saja yang selalu maju, dari jumlah mahasiswa kurang lebih ada Limapuluh-an namun yang sering maju hanya didominasi oleh wajah-wajah itu saja, pada di mana yang lainnya? ups... seharusnya aku bertanya pada diriku sendiri, karena aku juga bagian dari mereka yang tidak pernah sekalipun tampil di depan kelas :”)

Nahhh ini masalahnya, ketika yang sering maju sudah tampil semua, tinggal yang (maaf) pasif belum, bisa mengerti sendiri kondisinya seperti apa? Seperti apa hayowww??

Berkali-kali dosen meminta salah satu dari sekian mahasiswa yang ada di dalam kelas untuk maju dan presentasi. Namun tak ada satu pun yang bergerak untuk maju, bahkan bernafas pun tak berani (lebay!). Suasana benar-benar lenggang, sepi seperti di kuburan.

Sebenarnya aku sangat ingin maju ke depan. Di mata kuliah Speaking 1, nilaiku  terbakar karena sekalipun aku tak pernah menganjakkan pantat dari bangku untuk maju. Semester sekarang Aku sudah janji untuk mulai aktif. Dan semalam aku sudah mencoba menjadi orang gila, dengan berbicara sendiri di depan cermin, menghafal text yang akan aku presentasikan di depan kelas. Tapi jika kali ini aku maju, ini adalah kesempatan pertamaku untuk tampil di depan kelas, padahal aku kan orangnya cool, pendiam dan nggak banyak bicara. Aku nggak yakin dengan mentalku.

“Ya Tuhan, Kuatkanlah aku untuk maju, karena ini pertama kalinya bagiku,” doaku dalam hati sambil menangis. (T.T)

Rasanya berat sekali kakiku untuk melangkah dan beranjak dari tempat dudukku. Aku merasa seperti dalam video klip Tak Gendong-nya Mbah Surip, kakiku seperti ada yang mengganduli, entah apa atau siapa aku tak tahu. Aku sangat ingin untuk maju, dadaku serasa bergemuruh, namun kakiku terasa berat untuk melangkah. Jangan-jangan memang benar Mbah Surip yang mengganduli kakiku.

Aku segera mengambil inisiatif serangan. Dengan mata terpejam, kutarik nafas dalam-dalam, mulutku komat-kamit membaca mantra, dan kudekatkan mulutku ke dengkul. Dannnnnnn.

“Bruuuuuhhhh!!!” seketika keluar semburan keras dari mulutku.
Aku nggak sadar bahwa ternyata tingkahku mampu memecah kebuntuan dan kesunyian di dalam kelas. Semua pasang mata menatap ke arahku, aku tak mengerti dari setiap tatapan yang mengandung pertanyaan. Aku merasa menjadi kecil, kecil, dan kecil. Ingin rasanya aku melebur menjadi debu dan hilang seketika.

“Hi! You! Do you want to make a presentation today?” tanya dosen sambil menunjuk ke arahku.

“Eh.. eh.. Yes I do,” jawabku ragu-ragu.

“Ok, give applause to your friend!” kata dosen kepada seluruh mahasiswa yang berada di dalam kelas.

Sorak-sorai dan gemuruh tepuk tangan mengiringi langkahku ke depan kelas. Aku yakin di antara teman-teman ada yang belum kenal aku. Bisa ku lihat, dengar dan rasakan dari suara bisik-bisik dan reaksi wajah dari mereka, seakan bertanya” Emangnya dia siapa? Di teman kita ya? Sejak kapan di kelas kita ada dia?”

Aku berhenti dan berdiri tepat di depan kelas. Ku pandangi teman-temanku yang duduk sambil menanti-nanti suara yang akan aku keluarkan. Aku merasakan ruang kelas tiba-tiba menjadi lapang dan luas, aku bagaikan titik kecil seorang diri yang berdiri dengan kaki gemetaran.

Dengan gugup dan gemetar, aku mulai membuka mulutku dan berbicara. Presentasiku kali ini tentang pengalaman masa laluku, yaitu pengalaman bad seventeen. Ini sebenarnya cerita lucu, di hari tepat aku berusia tujuh belas tahun, aku mengalami kesialan bertubi-tubi, putus dengan pacar, ban bocor, digigit monyet sialan pula, pokoknya apes dahh...

Sebenarnya ini cerita lucu, namun aku tak yakin mampu membawakan lucu di depan teman-temanku, sedangkan aku berdiri dengan tubuh basah kuyup, menggigil dan gemetar padahal matahari bersinar sangat terik dan suasana kelas sangat panas. Sambil bercerita (dari usaha hafalan semalam) aku perhatikan reaksi teman-temanku, di antara mereka ada yang senyum-senyum, ada yang tertawa tertahan, ada juga yang  sambil menahan kentut. Sumpah jelek banget wajah mereka!(piss)

Aku pikir mereka suka dengan ceritaku, aku pun semakin menggebu-gebu lebih bersemangat untuk bercerita. Reaksi teman-temanku semakin menjadi-jadi, wajah mereka tampak semakin jelek menahan tawa. Kulirik dosen yang duduk di sampingku, tampak beliau pun meringis menahan tawa. Berarti aku sukses membawakan ceritaku! Yess!! Dan aku pun mengakhiri ceritaku.

“Are you Blue Boy?” tanya dosen sambil tersenyum.

“Ihh... kok tau???” balasku dengan gaya Andrey Taulani di OVJ.

“ Kemejamu warnanya biru, pulpen yang ada di sakumu biru, kaos dalammu biru, sepatumu biru, bahkan Tripel Yu (UW) kamu itu warnanya juga biru” jawab dosen itu sambil menunjuk daerah sensitifku.

Pelan, pelan, dan pelan kualihkan pandanganku ke bawah. Dan.
OMG!!!

Resletingku terbuka dan tampaklah warna segi tiga biruku dengan sempurna. Segera aku membalikkan badanku dan menguncinya rapat-rapat.
Teman-temanku yang tadi jelek-jelek menahan tawa, semakin tambah hancur dengan tawa mereka yang meledak-ledak dan semakin menjadi-jadi, bahkan tertawa terpingkal-pingkal sambil kentut yang suaranya melebihi semburanku tadi.

Puas rasanya bisa membangkitkan dan meramaikan kelas yang sepi seperti kuburan. Itung-itung juga ibadah sudah bisa memberi hiburan gratis kepada teman-teman bisa tertawa sampai terkentut-kentut.

Aku duduk di bangkuku kembali, ku hela nafas panjang lalu ku hempaskan. Setelah diriku kembali tenang, ku pandangi langit biru melalui jendela kaca di sampingku. Aku membayangkan setelah ini aku akan jadi terkenal, walaupun aku tak secakep dan sekerEn orang-orang yang aku lihat tadi.  Aku merasa hariku tiba-tiba berubah menjadi biru setelah presentasiku tadi, sebiru Tripel Yu ku. OMG!!! 
bluePen, 5.14 p.m,  03502102


Penulis adalah alumni IKIP PGRI Bojonegoro 2012, aktif di Sekolah Menulis SEC


____________
Silahkan kirim karya cerpen anda ke email blokbojonegoro@gmail.com
Terimakasih (Redaksi)

#Biru Presentasiku (1st Version) muat di blokBojonegoro Minggu, 28 Juli 2013 28 Juli 2013 08:00:09 : http://blokbojonegoro.com/read/article/20130728/biru-presentasiku.html
#Biru Presentasiku (2nd Version) muat di Majalah UKM Sinergi, IKIP PGRI Bojonegoro Edisi Agustus - Oktober 2012  Compare with this story : http://bluepen-arms.blogspot.com/2013/07/biru-presentasiku-2nd-version_23.html 

No comments:

Post a Comment