WELCOME to the Dance Floor of bluePen - Let me be your ARmS to hug You with My ARtS

Pages

Tuesday, July 23, 2013

Biru Presentasiku (2nd Version)

Biru Presentasiku (2nd Version)
( Oleh : Atho’ R.M Sasmito )



            Di antara sekian banyak motor dan beberapa sepeda pancal yang ada di tempat parkir kampus, ku tegakkan matic biruku dengan anggun dan setangnya aku kunci. Meskipun helm biruku nggak bagus-bagus amat, kalau nggak ada tuch helm sudah pasti bundas kepala ini, dan yang paling sial bisa kena tilang Pak Polisi, makanya walaupun jelek, tetep aku kunci di dalam jok.
     
        Dari spion kecil bagian kanan maticku, ku perhatikan rambutku yang panjang dan ikal ala Stefan William acak-acakan, segera ku rapikan dengan jari tanganku. Setelah cukup pede, dengan gagah aku meninggalkan tempat parkir.
      
           Hari ini ada mata kuliah Speaking 2, rencana aku ingin maju. Sebelum menuju kelas, aku singgah dulu di tempat istimewa yang paling sering dituju mahasiswa setelah tempat parkir.
      
            ‘Kamar Mandi’
        
          Entah kenapa aku merasa kamar mandi menjadi tempat istimewa bagi mahasiswa. Kenapa bukan kantin atau perpustakaan? Heran! Apa sih istimewanya ruangan yang rata-rata hanya berukuran dua kali tiga meter itu? Apa saja yang mereka lakukan di sana bahkan sampai rela antre menunggu giliran masuk? Semakin membuatku penasaran untuk menyusuri jejak mereka.
          
        Aku berdiri menunggu di depan pintu utama, di belakangku sudah banyak yang antre membentuk barisan seperti kereta api.(ah lebaaaayyy)

            “Klik!!! Kriiieeeeet...”

        Pintu kamar mandi terbuka. Keluarlah sesosok keren yang bisa membuat cewek rugi berat kalau sampai ga ngeliriknya. Seorang cowok dengan model rambut mohawk  ala Alan Smith ( Ga tahu Alan Smith??? Hadeww... ‘:P  ). Kemejanya berwarna merah dan kotak-kotak,  celana skinny Jeans (kata Raditya Dhika,  adalah salah satu fashion item  yang memberi loe pilihan mau gaul atau impoten. Kenceng banget Men!!!). Aku ngebayangin dia, bagaimana aksinya kalau sudah kebelet dan cepet-cepet buka celananya. Waaoww pasti heboh sendiri.

         Dari penampilannya yang begitu wah, membuatku berpikir, apakah di dalam kelas ‘aksi’nya sebanding dengan penampilannya??

          “Eh mas, jadi masuk ga? Kok malah bengong!” sodok orang dari belakang. Ku tengok dan kudapati seorang cowok yang tak kalah kerennya. Potongan rambut ala boy band Korea dengan warna rambut merah marun. Waaoww...     

          “Oh ya, sorry sorry,” jawabku cengar-cengir sambil masuk ruang istimewa itu.

         Pintu aku tutup. Aku berdiri sendiri di sini, tiada seorang pun yang menemani (ahh...sok puitis!). Ku coba meresapi dan merasakan apa istimewanya ruangan ini. Dinding  bercat warna putih, di atas ada sebuah lampu putih berbentuk spiral, di tembok menempel sebuah kran air yang belum ditutup, di bawahnya ada kotak tempat menampung air yang keluar dari keran itu, di samping bawah ada tempat yang asyik buat nongkrong (kloset Cuy...), di depan, bawah tepatnya di lantai ada lubang pembuangan air, di bawahnya lagi, di bawahnya lagi, dan di bawahnya lagi, ahh... tak tau lah aku! Apa sichhh istimewanya tempat ini, semakin membuatku menggaruk rambut di kepalaku yang ga gatal.

        Ahhh persetan dengan tempat ini! Mukaku sudah panas, aku mau cuci muka dulu, apalagi sejak kemarin sore aku belum mandi, ups...

           Setelah puas menaboki muka pakai air, ku luruskan rambut ikalku dengan tangan yang masih basah. Sebelum meninggalkan ruangan ini, ku amati, ku teliti, ku cermati dan ku pahami sekali lagi hakikat dari ruangan ini.

Mataku menangkap sesuatu yang tergeletak di sudut ruangan. Ku coba meneliti benda apakah itu gerangan. Sebuah bungkus kecil berwarna merah, bentuknya persegi, pipih, bahan dari plastik. Ku tekan benda itu dengan jempol dan telunjukku, mencoba mengeluarkan sisa-sisa isi yang ada di dalamnya. Ku mendapatkannya, ternyata isinya berbentuk gel, berwarna merah dan bening. Ku coba merasakannya dengan menggesek-gesekkan di ujung telunjuk dan ibu jariku. Rasanya lengket tapi tidak seperti lem. Ku perhatikan lagi bungkusnya, ku cermati lagi, dan ku baca tulisan-tulisan yang ada di sana.

            ‘WATER GLOSS, SUPER HARD.’

            “Ough...” gumamku sambil manggut-manggut. Ku oleskan gel itu ke rambut ikalku yang panjang sambil kuluruskan rambutku. Busyet!!! Langsung lurus, kaku dan tegang Cuy...
  
          Sedang asyik dengan penemuan baruku, tiba-tiba pintu digedor.  

“Dok!! Dok!! Dok!!”

Kepalaku nongol, ASTAGFIRULLAH!!! Seorang cowok sangar kayak preman, dengan rambut pirang, pasang muka masam, dengan mata elang menatap tajam mataku.

Ngapain aja di dalam? lama banget!” ujar cowok itu dengan ketus.

Ow ya sorry Mas, belum selesai,” jawabku segera kembali masuk dan membanting pintu.

Setelah puas berada di dalam, aku pun keluar. Di depan pintu masih berdiri cowok sangar dengan muka masam memandangku.

“Kalau mau puas-puasin, besok bawa toilet sendiri!” kata cowok itu, seolah-olah hidup di kehidupan film Dragon Ball, apapun bisa disimpan di dalam sebutir kapsul, sekali lempar bisa langsung keluar.

           Aku hanya senyum sinis mendengar kata-katanya, dan berlalu meninggalkan tempat itu. Di belakang si cowok ada beberapa orang yang berdiri menunggu giliran masuk. Ada yang duduk jongkok saking pegelnya ngantri, ada yang bersandar di dinding, ada juga yang pura-pura menunggu teman dari tempat parkir. Aku pun tersenyum meninggalkan mereka.
     
    

#Cakepan mana ya, yang rambut Panjang atau Punk :D 
Narsis


      Sepanjang perjalanan menuju ruang kelasku yang berada di lantai dua, aku merasa setiap orang memperhatikan aku, cewek-cewek yang sedang bergerombol tiba-tiba semuanya memperhatikan aku, bahkan orang yang tak aku kenal pun tersenyum padaku ketika berpas-pasan melewati aku. Jangan-jangan ini efek setelah memasuki ruang istimewa tadi, auraku jadi keluar. Aku semakin gagah melangkahkan kaki.

     Dalam perjalanan, aku memperhatikan setiap mahasiswa yang tampak dalam mataku, aku baru menyadari satu hal. Ternyata mahasiswa di sini nggak ada yang jelek, cowoknya cekep-cakep, ceweknya cantik-cantik, bahkan cowok ada yang nggak kalah cantik (Tapi sorry yeww, gue bukan hombreng...:D). Andaikan aku bisa kembali menjadi murid suatu saat nanti, pasti aku nggak akan ngantuk di jam pelajaran.           
         Dari luar ruang kelasku, aku mendengar suara teriak-teriak. Aku sudah bisa menebak apa yang terjadi. Pasti dosen meminta mahasiswa maju untuk presentasi, namun tak ada satu pun yang maju, karena mereka yang biasa maju hanya didominasi mahasiswa yang itu-itu saja sudah maju semua.
      
         Saat dosen sudah hampir putus asa karena tak ada seorang pun yang berani maju untuk presentasi, dengan gagah aku berjalan memasuki ruangan kelas dan menawarkan diri untuk presentasi. Kehadiranku disambut antusias dan aplaus meriah oleh teman-temanku satu kelas.

        Entah kenapa aku merasa PeDeku meningkat tak seperti biasanya, ini pasti setelah masuk di ruang istimewa tadi. Kalau tahu begini, kenapa nggak dari dulu-dulu saja aku sering-sering masuk ruang istimewa itu.
    
          Di depan semua teman-temanku, aku mulai mengeluarkan suara. Tema presentasi  adalah pengalaman yang tak terlupakan dalam hidup. Aku menceritakan pengalaman lucu mengenai kesialan yang datang berubi-tubi di hari tepat aku semestinya bisa merasakan sweet seventeen. Putus dengan pacar, ban bocor, dapat hadiah berupa tatto di lengan oleh gigi monyet hitam sialan pula. Apes dahh pokoknya

        Selama presentasi ku perhatikan ekspresi teman-temanku yang mendengarkan curahan hatiku. Ada yang senyum-senyum mendengarkan kisahku, ada yang tertawa tertahan, bahkan ada juga yang sambil menahan kentut. Sumpah jelek banget wajah mereka. Piss!!!
  
        Aku pikir mereka sangat menikmati ceritaku, aku pun semakin menggebu-gebu bercerita. Reaksi teman-temanku semakin menjadi-jadi, wajah mereka tampak semakin jelek menahan tawa. Ku lirik dosen yang duduk di sebelahku berdiri, tampak beliau pun meringis menahan tawa. Berarti aku sukses membawakan ceritaku! Yess!! Dan aku pun mengakhiri ceritaku.

           “Are you Blue Boy?” tanya dosen sambil tersenyum.

           “Ihh... kok tau???” balasku dengan gaya Andrey Taulani di OVJ.

        “Kemejamu warnanya biru, pulpen yang ada di sakumu biru, kaos dalammu biru, sepatumu biru, bahkan Tripel Yu (UW) kamu itu warnanya juga biru” jawab dosen itu sambil menunjuk daerah sensitifku.

            Pelan, pelan, dan pelan ku alihkan pandanganku ke bawah. Dan.

            OMG!!!

         Resletingku terbuka dan tampaklah warna segi tiga biruku dengan sempurna. Segera aku membalikkan badanku dan menguncinya rapat-rapat.

       Teman-temanku yang tadi jelek-jelek menahan tawa, semakin tambah hancur dengan tawa mereka yang meledak-ledak dan semakin menjadi-jadi, bahkan tertawa terpingkal-pingkal sambil melepaskan kentut yang mereka tahan.

        Berarti selama presentasiku tadi teman-teman bukan tertawa karena ceritaku? Juga orang-orang yang perhatian bukan karena auraku yang keluar?

      Tiba-tiba aku menjadi kecil, kecil dan kecil. Ingin rasanya aku melebur jadi debu dan hilang seketika. Namun harus ku hadapi kenyataan ini. Aku merasa tiba-tiba hariku berubah menjadi biru setelah presentasiku. Sebiru Triple Yu ku. OMG!!!(arms)


bluePen_6.17 am, 15 September 2012
Muat di Majalah UKM Jurnalistik SINERGI, IKIP PGRI BOJONEGORO
Edisi Agustus-Oktober 2012





#Majalah UKM Jurnalistik Sinergi


No comments:

Post a Comment