Membangun dengan
Menulis, Kenalkan Bojonegoro Lewat Karya
(Oleh : Atho’
R.M Sasmito)
JIKA Membahas tentang potensi yang ada di Kabupaten Bojonegoro, pasti banyak yang
tertuju pada minyak, atau jika menilik dari potensi wisata, biasanya pada
Khayangan Api, Waduk Pacal, Agrowisata Salak Wedi, sampai Bendung Gerak,
sedangkan dari karya seni yaitu, kerajian gerabah di Malo, kerajinan kayu jati
di Ngraho, atau juga beragam motif batik Jonegoroan. Tapi memang itulah potensi
yang ada di Kabupaten Bojonegoro.
Di
balik beragamnya potensi yang dimiliki Bojonegoro, mungkin ada yang luput dari
banyak perhatian. Yaitu adanya komunitas-komunitas menulis dan juga
penulis-penulis asli Bojonegoro yang ingin membangun Bojonegoro melalui dunia
literasi.
Mungkin
tak banyak diketahui, bahwa di Bojonegoro banyak komunitas penggerak literasi
yang memiliki penulis-penulis asli Bojonegoro dan menerbitkan karya-karya,
khususnya dalam bentuk buku. Di antaranya Sekolah Menulis SEC(SMS), Sindikat
Baca, Sanggar Sastra Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB), Majalah Atas
Angin, dan juga Forum Lingkar Pena (FLP) Bojonegoro. Belum lagi adanya
jurnalis-jurnalis sekolah dan kampus yang semangat untuk berkarya lewat
tulisan.
#BELAJAR Arti totalitas dalam berkarya, bersama Pak Djajus Pete |
#DISKUSI Bersama penulis-penulis muda SMPN 2 Bojonegoro |
Penulis-penulis
Bojonegoro yang telah menerbitkan buku di antaranya adalah Pak Nanang
Fahrudin (Membaca untuk Bojonegoro, Buku yang Membaca Buku, Lampu Merah Cap
Indonesia), Pak Anas AG (Si Pandir dan Dongeng Angling Dharmo) Mbak Wina
Bojonegoro (Korsakov), Pak Djajus Pete (Menerima Penghargaan Rancage
tahun 2002 atas karyanya yang berjudul Kreteg
Emas Jurang Gupit) Pak JFX Hoery (Ketua Sanggar Sastra
PSJB, menerima Rancage 2004 atas karya dan Rancage 2013 atas jasa), Tim blokBojonegoro
Media (Masjid Tanpa Kubah), dan masih banyak lagi penulis-penulis
Bojonegoro dengan karya-karyanya. Dan sejauh pengamatan langsung di lapangan,
untuk ke depannya akan banyak lagi karya-karya dalam bentuk buku yang akan
diterbitkan oleh penulis-penulis dan calon penulis di Bojonegoro.
Dengan
banyaknya penulis-penulis Bojonegoro, akan memberikan warna yang berbeda
tentang Bojonegoro yang sudah identik dengan minyaknya. Melalui karya tulisnya
dalam bentuk buku, juga akan ikut mengenalkan Kabupaten Bojonegoro.
Namun
jika membahas tentang hal tersebut, mungkin bisa menghasilkan tulisan yang tak
cukup untuk postingan blog, mungkin bisa sampai menjadi sebuah buku.
Untuk
lebih memfokuskan pembahasan mengenai Membangun dengan Menulis, Mengenalkan
Bojonegoro Lewat Karya, dengan tema utama adalah Potensi Lokal Bojonegoro, ada
sebuah karya berbentuk novel dengan judul Sheraiser Bojonegoro.
#NOVEL Sheraiser Bojonegoro, tentang Fans Sherina Munaf |
Sheraiser Bojonegoro
merupakan sebuah novel yang menceritakan tentang seorang fans yang menjadikan
idolanya sebagai inspirasi dan motivasi dalam hidupnya. Untuk lebih jelasnya,
mungkin bisa membaca resensinya terlebih dahulu di : http://bluepen-arms.blogspot.com/2013/10/fanatismemusik-motivasi-hidup-dan_7.html (Karena jika
ditulis ulang, akan lebih memperpanjang tulisan dan berarti tulisan juga telah
dipublikasikan)
Intinya
dari buku yang berjudul Sherasier Bojonegoro ini memiliki 2 obyek, yaitu
Sheraiser dan Bojonegoro.
Pada tahun
2010 Sherina pernah mendapat gelar Ratu Twitter dari salah satu majalah musik
terkemuka karena jumlah folllowersnya terbanyak nomor 3 di dunia. Dari
banyaknya followers Sherina adalah para penggemar Sherina yang disebut dengan
Sheraiser.
Di
berbagai daerah di Indonesia banyak Sheraiser yang membentuk sebuah komunitas
dengan nama Sherina’s Fans Club (SFC), merupakan wadah bagi sesama penggemar
Sherina untuk berbagi informasi, sharing bahkan membuat acara gathering
berjumpa dengan idola, yaitu Sherina. Untuk sementara ini di Bojonegoro belum
ada SFC, karena belum banyak diketahui siapa yang mengidolakan Sherina dan
menyebutkan diri sebagai Sheraiser.
#SHERAISER Bojonegoro dengan Tandure Wis Sumilir, karya Pak JFX Hoery, Ketua Sanggar Sastra Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB) |
Obyek
yang ke-2 yaitu Bojonegoro. Meskipun buku yang berjudul Sheraiser Bojonegoro
sebuah novel fiksi, namun setting dan latar belakang yang digunakan dalam
cerita memang disengaja dan benar-benar ada di Kabupaten Bojonegoro. Karena tujuan
utama dari buku ini juga untuk mempromosikan Bumi Rajekwesi.
Dalam
mempromosikan Bojonegoro, di dalam buku ini diceritakan tentang
daerah Sekar. Irwan seorang penyiar
Rainbow Star FM, radio terbesar di Bojonegoro (fiksi tak pernah
salah) mendapat kabar dari salah satu pendengar tentang penerimaan
gelombang 104,4 FM di daerah Sekar sudah lancar, kemudian Irwan menjelaskan
langsung di On Air tentang daerah Sekar yang berada di selatan kabupaten,
terdapat sebuah tempat yang disebut dengan Atas Angin karena bisa menikmati
pemandangan luas terhampar di bawah seperti berada di atas angin, selain itu
juga ada Sendang Semayan yang dipercaya penduduk memberikan berkah, cerita
tentang pegunungan Kendeng dan juga kehidupan orang-orang di Sekar.
Selain
menceritakan dalam siaran, di dalam buku juga menyebutkan tempat-tempat yang
menjadi objek wisata di Bojonegoro, dengan cara menceritakan tentang rangkaian
lomba-lomba memperingati ulang tahun radio yang digelar di tempat-tempat
tersebut.
Sasaran
pembaca dari buku Sheraiser Bojonegoro ini sebenarnya adalah mereka yang
mengaku Sheraiser dan SheilaGank (Karena cerita di dalamnya mengisahkan tentang
Sheraiser yang jatuh cinta dengan Penggemar Sheila on 7) yang tersebar di
berbagai daerah di seluruh Indonesia.
#SHERINA Dengan Sheraiser dalam launching album Tuna 2013 |
Dengan
sasaran dari berbagai daerah tersebut, secara tidak langsung juga ikut
mempromosikan tentang Kabupaten Bojonegoro ke daerah lain, karena bisa mengenal
Kota Ledre dengan menikmati kisah di dalam buku ini.
#SYITA Hardiyanti Sheraiser Bogor dan Sherina Munaf, mungkin saking senangnya sampai tidak menyadari bukunya terbalik. |
Buku
Sheraiser Bojonegoro ini juga telah dikirimkan langsung kepada Sherina. Rencana
ke depan jika mendapat rekomendasi khusus dari pemkab, siap untuk membuat proposal
dan mengirimkan buku ini kepada Miles Production (Rumah produksi yang membuat
film Petualangan Sherina, Ada Apa Dengan Cinta, Sang Pemimpi), karena banyak
Sheraiser yang merindukan Sherina untuk bermain dalam film lagi, setelah lebih
dari 12 tahun yang lalu mulai terkenal dengan membintangi film musikal
Petualangan Sherina.
#TANDA Tangan Sherina untuk Novel Sheraiser Bojonegoro |
Jika
memang ada jalan, kenapa tidak buku ini juga bisa menjadi film dengan
Bojonegoro menjadi settingnya? Dan pastinya dukungan dari berbagai pihak sangat
dibutuhkan, dan diawali dengan membaca karya ini terlebih dahulu.
Mungkin
tampak mengayal atau mimpi terlalu tinggi hanya dari sebuah buku itu. Tapi
bukankah hidup berawal dari mimpi? Einstein pernah bilang, imajinasi itu lebih
penting dari ilmu pengetahuan, Wright bersaudara juga berawal dari mengayal
bisa menciptakan pesawat terbang, bahkan orang untuk membangun sebuah rumah
juga berawal dari khayalan yang dikonsep dan dikerjakan sehingga benar-benar
menjadi sebuah rumah. Dan buku Sheraiser Bojonegoro ini bukan lagi sebuah
khayalan atau sekedar teori semata, tetapi sebuah wujud yang sudah melalui konsep dan siap dikembangkan
lagi untuk konsep yang lebih dari sebuah buku. Karena Buku Sheraiser Bojonegoro
ini untuk Sheraiser, SheilaGank, Sherina, Sheila on 7, Kabupaten Bojonegoro
Jawa Timur, dan buku ini dari Bojonegoro untuk Indonesia. (arms)
bluePen,
107531013102
#PENULIS adalah Owner bluePen Publishing, Ketua Umum Sekolah Menulis SEC (SMS) dan Manajer bB Organizer blokBojonegoro Media, yang tahun ini bersama Paguyuban Kange Yune Bojonegoro (PKYB) sukses menyelenggarakan Pemilihan Duta Wisata Kange Yune Bojonegoro 2013.
No comments:
Post a Comment